Thursday, December 13, 2012

Merah dan Banteng

Kini aku berputar,
Kembali ke masa dimana aku mulai tersenyum.
Tersenyum melihat seni terindah.
Terpatung aku, diam.
Ya,
Hanya terpatung ku liat dari jauh.
Tak berani mendekat,
Lain lagi kusapa.
Rasanya hanya mimpi yang kutelan ludah.
Pahit ku telan ludah sendiri.
Tak bisa rasakan manis mu,
Dari langkah sejauh ini.
Masih ada ratusan jutaan jejak lagi yang harus ku tempuh
Dan, masih sama.
Aku pesimis.

Lalu kembali aku dimasa ini,
Sekarang,
Sekarang kau tak lagi banteng,
Tapi rasanya masih saja warnaku merah,
Jika aku mendekat,
Kau pun mendekat,
Bukan dengan senyuman,
Hanya ingin menyerang ku.
Aku belum mati rasa dengan ulahmu,
Aku masih merasa perih,
Tak tahu kapan sembuh luka ini,
Tapi aku tetap ingin mendekatimu,
Aku ingin menjawab,
Ku ingin menjadi merah selamanya,
Ku ingin merah menjadi kasih benteng,
Aku masih ingin menjawabnya.
Aku masih ingin buktikan,
Sampai saatnya tak mungkin lagi.

No comments:

Post a Comment